Share

Utsman bin Affan: Dermawan Sejati dan Pelajaran Berharga

by Darul Asyraf · 12 Agustus 2025

Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu adalah salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin, sosok yang dikenal dengan julukan “Dzuurain” atau pemilik dua cahaya, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW secara bergantian. Namun, di balik kemuliaaasab dan kedudukaya, Utsman juga dikenal luas sebagai seorang sahabat Nabi yang sangat dermawan, bahkan kedermawanaya tiada tara. Kisah hidupnya dipenuhi dengan teladan agung tentang bagaimana menginfakkan harta di jalan Allah tanpa perhitungan, semata-mata mengharap ridha-Nya.

Kedermawanan: Pilar Utama dalam Islam

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berderma dan berinfak. Al-Qur’an dan Hadits banyak memuat ayat-ayat serta sabda Nabi yang mendorong umat Islam untuk mengulurkan tangan membantu sesama dan berjuang di jalan Allah dengan harta. Kedermawanan bukan hanya sekadar memberi, tetapi juga manifestasi keimanan dan ketakwaan, serta bentuk syukur atas nikmat yang Allah berikan.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini jelas menggambarkan betapa besar pahala yang dijanjikan bagi mereka yang berinfak. Kedermawanan juga diajarkaabi Muhammad SAW dalam sabdanya, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Utsman bin Affan adalah salah satu contoh nyata yang mengamalkan ajaran ini dalam setiap sendi kehidupaya.

Kisah-Kisah Kedermawanan Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah seorang saudagar kaya raya yang tidak pernah ragu mengorbankan hartanya demi kepentingan agama dan umat. Berikut adalah beberapa episode kedermawanaya yang tercatat dalam sejarah Islam:

1. Pembelian Sumur Raumah

Pada masa itu, kaum Muslimin di Madinah mengalami kesulitan air bersih, terutama saat musim kemarau. Satu-satunya sumur yang airnya tawar dan cukup banyak adalah Sumur Raumah, yang dimiliki oleh seorang Yahudi. Pemiliknya menjual air dengan harga yang tinggi. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membeli Sumur Raumah lalu dia menjadikaya untuk kaum muslimin, maka dia akan mendapatkan surga.”

Mendengar sabda Nabi tersebut, Utsman bin Affan segera mendatangi pemilik sumur dan menawar untuk membelinya. Setelah negosiasi yang alot, Utsman berhasil membeli sumur tersebut dengan harga yang sangat tinggi, kemudian mewakafkaya untuk seluruh kaum Muslimin. Sejak saat itu, air sumur Raumah bebas dinikmati oleh siapa saja tanpa dipungut biaya. Kedermawanan ini tidak hanya menyelesaikan masalah praktis umat, tetapi juga menjadi bukti cinta Utsman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Baca juga ini : Abdurrahman bin Auf: Teladan Dermawan dan Pebisnis Berkah

2. Sumbangan untuk Perang Tabuk

Perang Tabuk adalah salah satu perang besar yang membutuhkan persiapan logistik yang sangat besar. Musim panas yang terik, jarak yang jauh, dan musuh yang kuat membuat pasukan Muslimin sangat membutuhkan dukungan finansial. Rasulullah SAW menyerukan kepada para sahabat untuk berinfak di jalan Allah.

Utsman bin Affan tampil sebagai orang pertama yang menyumbang dengan jumlah fantastis. Ia menyumbangkan 300 unta lengkap dengan pelana dan perlengkapaya, 1000 dinar uang tunai, dan kemudian menambahkan lagi 50 kuda. Total sumbangaya diperkirakan setara dengan sepertiga dari seluruh kebutuhan logistik pasukan Muslimin. Rasulullah SAW sangat gembira dengan kedermawanan Utsman dan bersabda, “Apa pun yang diperbuat Utsman setelah hari ini, tidak akan membahayakaya.” (HR. Tirmidzi).

3. Perluasan Masjid Nabawi

Ketika jumlah kaum Muslimin semakin banyak, Masjid Nabawi yang ada terasa tidak lagi cukup. Utsman bin Affan kembali menunjukkan kedermawanaya dengan membiayai perluasan masjid tersebut. Ia membeli tanah-tanah di sekitar masjid dengan uang pribadinya dan menyumbangkan seluruh biaya pembangunan dan renovasi agar masjid dapat menampung lebih banyak jamaah.

Baca juga ini : Sedekah Makanan: Berkah Melimpah untuk Dunia, Berkah Akhirat

4. Pengumpulan dan Pembukuan Al-Qur’an (Mushaf Utsmani)

Setelah banyak penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam berbagai peperangan, Utsman bin Affan, yang saat itu menjabat sebagai khalifah, melihat pentingnya menyatukan bacaan Al-Qur’an untuk mencegah perselisihan di kemudian hari. Beliau membentuk sebuah panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an dalam satu mushaf standar yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Proyek besar ini tentu membutuhkan biaya yang sangat besar, dan sekali lagi, Utsman bin Affan membiayai sebagian besar dari hartanya sendiri demi menjaga kemurnian Al-Qur’an.

Pelajaran Berharga dari Kedermawanan Utsman bin Affan

Kisah Utsman bin Affan mengajarkan kita banyak hal tentang arti kedermawanan sejati:

  • Keikhlasan Adalah Kunci: Utsman tidak pernah menghitung-hitung jumlah harta yang ia infakkan. Semua dilakukan dengan keikhlasan yang tulus, semata-mata mencari ridha Allah, bukan pujian manusia.
  • Dunia Hanyalah Sarana: Meskipun kaya raya, Utsman tidak pernah diperbudak oleh hartanya. Ia menjadikan kekayaaya sebagai sarana untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan membantu umat.
  • Berinvestasi untuk Akhirat: Setiap infak yang dikeluarkan Utsman adalah investasi jangka panjang untuk kehidupan akhirat. Ia memahami bahwa harta yang sesungguhnya adalah yang diinfakkan di jalan Allah.
  • Berbagi dalam Segala Kondisi: Baik dalam kondisi lapang maupun sulit, Utsman selalu berupaya untuk berderma. Kedermawanan tidak mengenal batas waktu atau kondisi.
  • Keberkahan Harta: Harta yang diinfakkan tidak akan berkurang, justru akan bertambah berkah. Utsman adalah bukti nyata keberkahan ini, ia terus menerus mendapatkan rezeki dan kemuliaan dari Allah SWT.

Kedermawanan Utsman bin Affan adalah sebuah mercusuar yang menerangi jalan bagi kita semua. Ia menunjukkan bahwa kekayaan, jika digunakan di jalan yang benar, dapat menjadi sumber kebaikan dan keberkahan yang tak terbatas. Mari kita meneladani semangat kedermawanan beliau, sekecil apa pun yang kita miliki, karena setiap kebaikan akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.

You may also like