Share

Mengukir Generasi Berkah: Panduan Literasi Keuangan Syariah untuk Remaja

by Darul Asyraf · 29 Oktober 2025

Di era digital yang serba cepat ini, remaja dihadapkan pada godaan konsumsi yang masif dan informasi yang berlimpah. Tanpa pondasi yang kuat dalam mengelola keuangan, mereka bisa terjerumus pada gaya hidup boros atau bahkan terjerat masalah utang. Oleh karena itu, mengenalkan konsep literasi keuangan syariah sejak dini menjadi sangat krusial. Ini bukan hanya tentang angka dan tabungan, melainkan juga tentang membentuk karakter yang bertanggung jawab, bijak, dan memahami bahwa harta adalah amanah dari Allah SWT.

Literasi keuangan syariah membimbing remaja untuk memahami cara memperoleh, mengelola, dan membelanjakan harta sesuai prinsip-prinsip Islam. Tujuaya adalah menciptakan keberkahan dalam setiap transaksi, menjauhkan diri dari praktik yang diharamkan, serta menumbuhkan jiwa peduli dan berbagi. Dengan bekal ini, diharapkan remaja tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya sukses secara materi, tetapi juga kaya hati dan berkontribusi positif bagi umat.

Mengapa Literasi Keuangan Syariah Penting untuk Remaja?

Literasi keuangan syariah lebih dari sekadar mengelola uang; ini adalah tentang membentuk pola pikir dan perilaku yang sejalan dengailai-nilai Islam dalam bermuamalah. Remaja yang memahami literasi keuangan syariah akan belajar:

  • Membedakan Halal dan Haram: Memahami sumber pendapatan dan cara membelanjakan yang sesuai syariat. Mereka akan diajarkan untuk mencari rezeki yang baik dan menjauhi riba, spekulasi, atau praktik lain yang dilarang agama.
  • Bertanggung Jawab atas Harta: Menyadari bahwa harta adalah titipan dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Ini mendorong mereka untuk mengelolanya dengan amanah dan bijak. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276). Ayat ini jelas menunjukkan keberkahan dalam menjauhi riba dan keutamaan bersedekah.
  • Merencanakan Masa Depan: Mengajarkan pentingnya menabung, berinvestasi syariah, dan memiliki perencanaan keuangan untuk tujuan jangka panjang, seperti pendidikan atau bahkan persiapan menikah kelak.
  • Berjiwa Sosial: Memahami konsep zakat, infak, dan sedekah sebagai bagian dari kewajiban seorang Muslim. Ini menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Baca juga ini : Pentingnya Memahami Konsep Halal dalam Kehidupan Sehari-hari

Membangun Fondasi Keimanan dalam Pengelolaan Harta

Sebelum masuk ke praktik, penting bagi orang tua untuk menanamkan fondasi keimanan yang kuat pada remaja terkait harta. Jelaskan bahwa:

  • Harta Adalah Amanah: Setiap rezeki yang kita dapatkan adalah karunia dari Allah dan akan dimintai pertanggungjawabaya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan bergerak kedua telapak kaki seorang hamba pada Hari Kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia pergunakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang ilmunya apa yang telah ia amalkan.” (HR. At-Tirmidzi). Hadits ini menekankan pentingnya pengelolaan harta yang benar.
  • Konsep Halal dan Thayyib: Ajarkan untuk selalu mencari rezeki yang halal dan baik (thayyib). Hindari segala bentuk transaksi yang mengandung riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (judi).
  • Pentingnya Zakat, Infak, dan Sedekah: Tekankan bahwa sebagian harta kita ada hak orang lain. Mengeluarkan zakat adalah kewajiban, sedangkan infak dan sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk membersihkan harta dan mendapatkan pahala. Allah SWT berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103).

Praktik Nyata: Mengajarkan Remaja Mengelola Keuangan Syariah

Setelah fondasi keimanan tertanam, saatnya beralih ke praktik. Orang tua bisa menggunakan pendekatan yang sesuai dengan usia dan pemahaman remaja:

1. Membiasakan Anggaran dan Prioritas

Ajak remaja membuat anggaran sederhana. Ini bisa dimulai dari uang saku mereka. Ajari mereka membedakan antara kebutuhan (makanan, transportasi, alat tulis) dan keinginan (jajan berlebihan, hiburaon-esensial). Libatkan mereka dalam diskusi tentang bagaimana mengalokasikan uang dengan bijak.

2. Menabung dan Investasi Syariah

Dorong remaja untuk menabung secara rutin, bahkan dari jumlah kecil. Jelaskan manfaat menabung untuk tujuan tertentu, misalnya membeli buku impian atau kado ulang tahun. Perkenankan mereka pada konsep investasi syariah, seperti menabung emas, atau jika sudah cukup besar, mengenal reksa dana syariah yang bebas riba. Ini mengajarkan mereka tentang pertumbuhan harta secara halal.

3. Menghindari Utang Riba dan Gaya Hidup Konsumtif

Jelaskan bahaya utang riba dan dampaknya secara spiritual maupun finansial. Ajarkan untuk hidup sesuai kemampuan dan menjauhi budaya konsumtif yang didorong iklan. Tekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari banyaknya barang, tetapi dari keberkahan hidup dan ketenangan jiwa.

4. Berbagi dan Berinfak

Libatkan remaja dalam kegiatan berbagi. Ajak mereka menyisihkan sebagian kecil dari uang saku atau penghasilan mereka untuk sedekah atau infak. Ini bisa melalui kotak infak di masjid, membantu kerabat yang membutuhkan, atau berdonasi ke lembaga amal. Kegiatan ini akan menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian sosial mereka.

Baca juga ini : Peran Lembaga Islam dalam Mengembangkan Ekonomi Umat

Peran Orang Tua Sebagai Teladan dan Pembimbing

Peran orang tua sangat sentral dalam proses ini. Orang tua adalah model pertama bagi anak-anaknya. Tunjukkanlah contoh nyata pengelolaan keuangan yang bijak, transparan, dan sesuai syariat. Bicarakan masalah keuangan keluarga secara terbuka (sesuai usia dan pemahaman remaja) untuk melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.

Jadilah pendengar yang baik ketika remaja memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang uang. Berikan pemahaman yang sabar dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Ingat, tujuan utama bukan hanya agar remaja pandai mengelola uang, tetapi agar mereka tumbuh menjadi individu yang memahami bahwa harta adalah alat untuk meraih ridha Allah, bukan tujuan akhir.

Membekali remaja dengan literasi keuangan syariah adalah investasi jangka panjang untuk masa depan mereka, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan bimbingan yang tepat, mereka akan mampu mengelola harta dengan penuh tanggung jawab, jauh dari riba dan kemubaziran, serta senantiasa peduli terhadap sesama. Ini adalah langkah penting dalam membentuk generasi yang berkah dan membawa manfaat bagi umat.

You may also like