Share
1

Kisah Inspiratif Ulama Perempuan Samudera Pasai: Pelita Ilmu di Bumi Nusantara

by Darul Asyraf · 24 Oktober 2025

Sejarah seringkali mencatat nama-nama besar laki-laki sebagai garda terdepan peradaban. Namun, di balik narasi dominan tersebut, selalu ada peran-peran vital yang diemban oleh para perempuan, yang sayangnya seringkali tersembunyi dari sorotan. Di bumi Nusantara, khususnya di Kerajaan Samudera Pasai, sebuah kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang berjaya pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi, terukir kisah-kisah inspiratif para ulama perempuan yang menjadi pionir intelektual, turut serta membentuk fondasi peradaban Islam yang kaya dan maju.

Samudera Pasai bukan hanya dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang ramai, tetapi juga sebagai mercusuar ilmu pengetahuan dan keagamaan. Di sinilah para ulama dari berbagai penjuru dunia berkumpul, bertukar pikiran, dan menyebarkan ajaran Islam. Dalam geliat intelektual yang dinamis ini, perempuan-perempuan Pasai tidak tinggal diam. Mereka tampil sebagai pendidik, ahli fikih, sufi, bahkan penasihat kerajaan, menunjukkan bahwa kecerdasan dan spiritualitas tidak mengenal batasan gender.

Samudera Pasai: Pusat Peradaban Islam Awal di Nusantara

Sebelum kita menyelami lebih jauh peran para ulama perempuan, penting untuk memahami konteks Samudera Pasai itu sendiri. Kerajaan ini terletak di pesisir utara Sumatera, tepatnya di wilayah Aceh Utara sekarang. Sebagai gerbang masuknya Islam ke Nusantara, Pasai menjadi titik awal penyebaran dakwah dan pengembangan keilmuan Islam. Dari sinilah, ulama-ulama besar lahir dan menyebarkan ajaran Islam ke berbagai pelosok Asia Tenggara, membawa pencerahan bagi masyarakat.

Lingkungan intelektual di Pasai sangatlah kondusif. Perpustakaan-perpustakaan didirikan, madrasah-madrasah berkembang pesat, dan majelis-majelis ilmu diadakan secara rutin. Kitab-kitab dari Timur Tengah diterjemahkan dan dikaji secara mendalam. Dalam atmosfer inilah, benih-benih keilmuan para perempuan tumbuh subur, didukung oleh ajaran Islam yang sangat menghargai pencarian ilmu pengetahuan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11:

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat ini menjadi motivasi besar bagi setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan, untuk terus menuntut ilmu demi mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah.

Peran Tak Terlihat, Pengaruh Nyata: Ulama Perempuan di Balik Tirai Sejarah

Meskipun catatan sejarah formal mungkin tidak banyak menyebutkaama-nama spesifik ulama perempuan dengan detail yang sama seperti ulama laki-laki, jejak pengaruh mereka sangat terasa. Peran mereka seringkali tersembunyi dalam lingkaran keluarga, di balik dinding istana, atau di majelis-majelis taklim khusus perempuan. Namun, justru dari sinilah mereka membentuk generasi, mendidik calon pemimpin, dan menjaga kemurnian ajaran Islam.

Para ulama perempuan ini tidak hanya mahir dalam ilmu agama seperti fikih, tafsir, dan hadis, tetapi juga menguasai ilmu-ilmu lain seperti sastra, kedokteran, hingga politik. Mereka menjadi guru bagi anak-anak bangsawan, penasihat bagi para ratu, serta figur sentral dalam pendidikan moral dan spiritual masyarakat. Kehadiran mereka membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas dan kesempatan yang sama dalam berkontribusi pada pengembangan ilmu dan peradaban.

Baca juga ini : Pentingnya Memahami Fiqih Kontemporer dalam Kehidupan Modern

Para Srikandi Ilmu: Mengukir Jejak di Berbagai Bidang

Meskipuama-nama spesifik yang tercatat secara luas mungkin terbatas, penelitian sejarah dan tradisi lisan memberikan gambaran yang kuat tentang keberadaan ulama perempuan di Samudera Pasai. Mereka seringkali dikenal sebagai dayang-dayang istana yang terpelajar, istri-istri ulama yang juga memiliki kedalaman ilmu, atau bahkan para syekhah (guru perempuan) yang mendidik santriwati di pondok-pondok pesantren. Mereka tidak hanya mengajarkan Al-Qur’an dan hadis, tetapi juga etika, tasawuf, dan berbagai disiplin ilmu laiya.

Salah satu area di mana peran mereka sangat menonjol adalah dalam transmisi ilmu. Di masa lalu, ilmu seringkali diturunkan secara lisan atau melalui manuskrip yang disalin. Para perempuan terpelajar ini menjadi mata rantai penting dalam proses ini, memastikan bahwa pengetahuan tetap hidup dan menyebar ke generasi berikutnya. Mereka juga berperan dalam menjaga tradisi keilmuan yang otentik, menyaring ajaran-ajaran yang menyimpang, dan mempertahankan kemurnian akidah Islam.

Pendidikan dan Dakwah: Dari Istana hingga Pedesaan

Jangkauan pengaruh ulama perempuan di Samudera Pasai tidak terbatas pada lingkungan istana atau kalangan bangsawan saja. Mereka juga aktif dalam kegiatan dakwah di tengah masyarakat awam. Melalui majelis-majelis taklim khusus perempuan, mereka mengajarkailai-nilai Islam, adab, dan fikih praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, mereka turut serta dalam membentuk karakter dan moralitas masyarakat, khususnya kaum perempuan, agar menjadi Muslimah yang berilmu dan berakhlak mulia.

Pendekatan dakwah yang mereka gunakan seringkali lebih persuasif dan humanis, menyentuh hati para pendengarnya. Mereka menjadi teladayata bagi perempuan lain tentang bagaimana mengintegrasikan iman, ilmu, dan amal shaleh dalam kehidupan. Ini selaras dengan ajaran Rasulullah SAW yang tidak membatasi perempuan dalam menuntut ilmu dan menyampaikan kebenaran, bahkan dalam banyak riwayat disebutkan bahwa istri-istri Nabi, seperti Sayyidah Aisyah RA, adalah salah satu perawi hadis dan guru besar bagi para sahabat.

Baca juga ini : Peran Lembaga Keagamaan dalam Edukasi Masyarakat

Inspirasi dari Masa Lalu untuk Masa Kini

Kisah ulama perempuan Samudera Pasai adalah pengingat berharga bagi kita semua, khususnya perempuan Muslim di era modern. Kontribusi mereka menegaskan bahwa perempuan memiliki potensi yang tak terbatas dalam bidang keilmuan dan dakwah. Mereka adalah bukti nyata bahwa Islam mendorong perempuan untuk berdaya, berpendidikan, dan berkontribusi aktif dalam membangun peradaban.

Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, semangat para srikandi ilmu dari Samudera Pasai ini harus terus dihidupkan. Perempuan Muslim masa kini diharapkan dapat mengikuti jejak mereka, menjadi pelita ilmu di lingkungan masing-masing, baik dalam keluarga, pendidikan, profesional, maupun sosial. Dengan meneladani kegigihan dan dedikasi mereka dalam menuntut dan menyebarkan ilmu, kita dapat terus melahirkan generasi Muslimah yang cerdas, berintegritas, dan mampu membawa kebaikan bagi umat dan bangsa.

Mempelajari sejarah ulama perempuan Samudera Pasai juga mengajarkan kita pentingnya menggali kembali narasi-narasi sejarah yang mungkin tersembunyi. Dengan begitu, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih utuh dan seimbang tentang bagaimana peradaban Islam di Nusantara dibangun, bukan hanya oleh kekuatan militer atau politik, tetapi juga oleh kekuatan intelektual dan spiritual dari setiap individu, termasuk para perempuan.

Warisan intelektual dan spiritual dari ulama perempuan Samudera Pasai adalah khazanah tak ternilai yang harus terus kita pelajari, apresiasi, dan teladani. Mereka adalah pionir yang membuka jalan, menunjukkan bahwa seorang Muslimah dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan masyarakat yang berilmu, bermoral, dan berkeadaban. Mari kita lanjutkan estafet keilmuan mereka, menjadikan diri kita sebagai bagian dari mata rantai kebaikan yang tidak terputus.

You may also like