Share

Orang Tua Muslim dan Tantangan Dunia Digital: Membentuk Anak Berakhlak Mulia di Era Teknologi

by Darul Asyraf · 20 Oktober 2025

Dunia digital kini sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, termasuk anak-anak. Sejak usia dini, mereka sudah akrab dengan gawai, internet, dan berbagai platform media sosial. Nah, sebagai orang tua muslim, tentu kita punya tanggung jawab besar untuk membimbing mereka agar bisa menjadi warga digital yang bertanggung jawab, beretika, dan berakhlak mulia sesuai ajaran Islam. Ini bukan cuma soal membatasi atau melarang, tapi lebih ke arah mendidik dan menanamkailai-nilai luhur agar anak-anak kita bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak dan positif.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat memang menawarkan banyak kemudahan dan manfaat. Anak-anak bisa belajar hal baru, berinteraksi dengan teman, atau mengembangkan minat mereka melalui berbagai aplikasi. Namun, di balik semua kemudahan itu, ada juga tantangan dan risiko yang tidak sedikit. Mulai dari paparan konteegatif, perundungan siber, hingga kecanduan gawai, semua itu bisa berdampak buruk pada perkembangan fisik, mental, dan spiritual anak. Oleh karena itu, peran orang tua muslim sangat krusial dalam menjadi garda terdepan untuk membentengi anak-anak dari dampak negatif dan membimbing mereka menuju jalan yang benar.

Menanamkan Fondasi Iman dan Akhlak di Dunia Maya

Langkah pertama dan yang paling utama adalah menanamkan fondasi iman dan akhlak yang kuat pada anak-anak. Ini ibarat pondasi rumah; semakin kokoh pondasinya, semakin kuat pula rumah itu berdiri menghadapi badai. Dalam konteks dunia digital, iman dan akhlak adalah kompas yang akan menuntun anak untuk membuat pilihan yang benar saat berinteraksi di dunia maya. Ajarkan kepada mereka bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi setiap perbuatan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, termasuk di depan layar gawai.

Firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Ahzab ayat 70 mengingatkan kita:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya kejujuran dan kebenaran dalam setiap perkataan, yang juga berlaku saat berinteraksi di media sosial. Anak perlu diajarkan untuk selalu berkata baik, tidak menyebarkan berita bohong (hoax), dan tidak menghina orang lain. Ajarkan juga konsep ihsan, yaitu merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga mereka akan selalu berhati-hati dalam setiap postingan atau komentar mereka.

Baca juga ini : Bekali Anak Jadi Kreator Konten Positif dengailai Islam di Era Digital

Pentingnya Adab Berinteraksi di Ranah Digital

Adab adalah cerminan dari akhlak seseorang. Di dunia digital, adab seringkali terlupakan karena adanya anonimitas dan jarak. Anak-anak perlu dibimbing untuk memahami bahwa adab yang berlaku di dunia nyata juga berlaku di dunia maya. Beberapa adab penting yang perlu ditanamkan antara lain:

  • Berbicara yang Baik: Hindari perkataan kotor, kasar, atau provokatif. Ajarkan mereka untuk selalu memilih kata-kata yang sopan dan membangun.
  • Menjaga Lisan dan Tulisan: Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini sangat relevan di era digital, di mana setiap tulisan bisa tersebar luas dan memiliki dampak yang besar.
  • Menghormati Privasi Orang Lain: Jangan menyebarkan informasi pribadi orang lain tanpa izin.
  • Menjaga Batasan Interaksi: Terutama bagi anak remaja, penting untuk menjelaskan batasan-batasan dalam berinteraksi dengan lawan jenis di media sosial, sesuai syariat Islam.
  • Tidak Menyebarkan Aib: Islam melarang kita membuka aib orang lain. Anak-anak harus paham bahwa menyebarkan aib di media sosial sama buruknya dengan menyebarkaya secara langsung.

Mengenali dan Menghindari Konteegatif

Lautan informasi di internet tidak semuanya baik. Ada banyak konteegatif seperti pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, atau ajaran sesat yang bisa diakses dengan mudah. Orang tua harus proaktif dalam mengajarkan anak bagaimana cara memilah dan memilih informasi. Ini termasuk mengajarkan mereka untuk:

  • Kritis terhadap Informasi: Ajarkan anak untuk tidak langsung percaya pada setiap informasi yang dilihatnya. Ajak mereka untuk mengecek kebenaran informasi dari sumber yang terpercaya.
  • Mengenali Konten Tidak Pantas: Berikan pemahaman tentang jenis konten yang tidak sesuai dengailai-nilai Islam dan etika umum.
  • Berani Melapor: Dorong anak untuk berani melapor kepada orang tua jika menemukan konten yang membuat mereka tidak nyaman atau merasa terancam.
  • Menggunakan Filter Konten: Manfaatkan fitur kontrol orang tua (parental control) atau aplikasi penyaring konten untuk meminimalisir paparan terhadap hal-hal negatif.

Keseimbangan Dunia Nyata dan Dunia Maya

Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara aktivitas di dunia nyata dan dunia maya. Anak yang terlalu asyik dengan gawai bisa melupakan kewajiban ibadahnya, interaksi dengan keluarga, atau kegiatan di luar ruangan yang menyehatkan. Islam mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam segala hal.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Furqan ayat 67:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

Ayat ini, meskipun tentang membelanjakan harta, bisa dimaknai luas sebagai prinsip keseimbangan dalam hidup, termasuk penggunaan waktu dan teknologi. Anak perlu diajarkan untuk mengatur waktu penggunaan gawai, memprioritaskan ibadah, belajar, berolahraga, dan berinteraksi langsung dengan keluarga serta teman-teman.

  • Batasan Waktu Jelas: Tentukan waktu khusus untuk menggunakan gawai dan patuhi batasan tersebut.
  • Zona Bebas Gawai: Terapkan zona bebas gawai di rumah, misalnya saat makan, shalat berjamaah, atau sebelum tidur.
  • Dorong Aktivitas Fisik dan Sosial: Ajak anak untuk melakukan kegiatan di luar ruangan, bermain bersama teman, atau membantu pekerjaan rumah tangga.

Baca juga ini : Membangun Generasi Tangguh: Panduan Lengkap Mendidik Remaja Muslim Mandiri dan Berakhlak Mulia

Peran Orang Tua sebagai Teladan dan Pengawas

Orang tua adalah teladan utama bagi anak-anak. Jika kita ingin anak-anak menjadi warga digital yang bertanggung jawab, kita juga harus menunjukkan contoh yang baik. Perhatikan bagaimana kita menggunakan gawai, seberapa sering kita mengecek media sosial, atau bagaimana kita berinteraksi di dunia maya.

Selain menjadi teladan, orang tua juga perlu berperan sebagai pengawas yang bijak, bukan hanya melarang tapi juga mendampingi. Ini bukan berarti harus mengintip setiap aktivitas anak, tapi lebih ke membangun komunikasi yang terbuka dan penuh kepercayaan.

  • Komunikasi Terbuka: Ajak anak bicara tentang pengalaman mereka di dunia maya, apa yang mereka lihat, rasakan, atau alami.
  • Edukasi Berkelanjutan: Terus belajar bersama tentang perkembangan teknologi dan cara aman menggunakaya.
  • Teman dan Sahabat: Posisikan diri sebagai teman yang bisa diajak berdiskusi, bukan hakim yang selalu menghakimi.
  • Doa: Jangan lupakan kekuatan doa. Mohon kepada Allah SWT agar anak-anak kita selalu dalam lindungan-Nya dan dibimbing menjadi generasi yang saleh dan salihah.

Membimbing anak di era digital memang bukan perkara mudah, tapi ini adalah jihad orang tua di zaman ini. Dengan fondasi iman dan akhlak yang kuat, adab yang baik, kemampuan memilah informasi, serta keseimbangan antara dunia nyata dan maya, insya Allah anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi muslim yang tidak hanya cerdas teknologi, tapi juga berhati mulia dan bertanggung jawab, membawa manfaat bagi agama, keluarga, dan bangsa. Semoga Allah SWT memudahkan setiap langkah kita dalam mendidik dan membimbing amanah-Nya.

You may also like