Di era digital seperti sekarang, ponsel sudah jadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, rasanya ponsel selalu di genggaman. Tapi, pernahkah Anda merasa bahwa benda kecil ini justru menciptakan jarak dengan orang-orang terdekat, terutama keluarga? Fenomena ini punya nama, yaitu phubbing, singkatan dari phone snubbing. Artinya, Anda mengabaikan orang di sekitar karena sibuk dengan ponsel. Nah, artikel ini akan membahas tuntas tentang phubbing, dampaknya pada keluarga, dan bagaimana kita bisa mengatasinya, apalagi dengan tuntunan Islam yang menekankan pentingnya silaturahmi dan kebersamaan.
Phubbing: Musuh Diam-diam dalam Keluarga
Phubbing mungkin terdengar sepele, tapi dampaknya bisa sangat besar pada keharmonisan keluarga. Ketika seseorang asyik dengan ponselnya saat berkumpul, ia seolah mengirim pesan bahwa apa yang ada di layar lebih penting daripada orang di depaya. Ini bisa melukai perasaan, menciptakan jarak emosional, dan membuat interaksi jadi kurang berkualitas.
Bayangkan, saat makan malam keluarga, ayah sibuk membalas email kantor, ibu asyik melihat resep masakan di media sosial, dan anak-anak tenggelam dalam game online. Suasana hangat yang seharusnya tercipta jadi dingin dan hambar. Komunikasi verbal berkurang, tawa jarang terdengar, dan momen kebersamaan yang berharga jadi terlewat begitu saja. Padahal, keluarga adalah pondasi utama dalam Islam, tempat kita menumbuhkan kasih sayang dan saling mendukung.
Dampak Phubbing pada Keharmonisan Keluarga
Phubbing membawa beberapa dampak negatif yang perlu kita sadari:
- Menuruya Kualitas Komunikasi: Interaksi jadi dangkal karena perhatian terpecah. Sulit untuk saling mendengarkan dan memahami perasaan.
- Munculnya Perasaan Diabaikan dan Kesepian: Anggota keluarga yang merasa di-phubbing bisa merasa tidak penting, tidak dihargai, dan kesepian, bahkan saat berada di tengah keramaian keluarga.
- Meningkatnya Konflik dan Ketegangan: Perasaan kesal dan frustrasi bisa menumpuk, memicu pertengkaran atau suasana tidak nyaman.
- Anak Menjadi Contoh: Anak-anak meniru apa yang dilihatnya. Jika orang tua sibuk dengan ponsel, anak-anak juga akan cenderung melakukan hal yang sama.
- Hilangnya Momen Berharga: Momen-momen penting seperti saat anak bercerita, saat pasangan ingin berbagi cerita, atau sekadar tawa renyah, bisa terlewatkan begitu saja.
Baca juga ini : Orang Tua Muslim dan Tantangan Dunia Digital: Membentuk Anak Berakhlak Mulia di Era Teknologi
Kehadiran Penuh Ala Muslim: Menjaga Silaturahmi dan Kebersamaan
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan atau silaturahmi. Banyak ayat Al-Quran dan hadis yang menganjurkan kita untuk berbuat baik kepada keluarga dan mempererat tali persaudaraan. Kehadiran penuh (mindfulness) dalam setiap interaksi adalah salah satu bentuk implementasi ajaran ini.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah An-Nisa ayat 36:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnus sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa berbuat baik kepada karib-kerabat, termasuk keluarga inti, adalah perintah Allah. Bagaimana kita bisa berbuat baik jika perhatian kita tercurah pada ponsel?
Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi."
Menyambung tali silaturahmi bukan hanya sekadar berkunjung atau memberi kabar, tapi juga tentang kualitas interaksi saat kita bersama. Ini berarti memberikan perhatian penuh, mendengarkan dengan seksama, dan merasakan kehadiran satu sama lain.
Tips Mengatasi Phubbing dalam Keluarga Ala Muslim
Mari kita terapkailai-nilai Islam untuk mengatasi phubbing dan membangun interaksi yang lebih berkualitas:
- Buat Zona Bebas Ponsel: Tentukan waktu atau tempat tertentu di rumah yang bebas dari ponsel, misalnya saat makan bersama, saat shalat berjamaah, atau saat berkumpul di ruang keluarga. Letakkan ponsel di tempat yang tidak terlihat atau dalam mode senyap.
- Jadwalkan Waktu Khusus untuk Keluarga: Alokasikan waktu khusus setiap hari atau minggu untuk aktivitas keluarga tanpa gangguan ponsel. Bisa berupa membaca buku bersama, bermain game, berdiskusi ringan, atau sekadar minum teh di sore hari.
- Berlatih Mendengarkan Aktif: Saat anggota keluarga berbicara, tatap matanya, dengarkan dengan seksama, dan berikan respons yang menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan. Hindari memotong pembicaraan atau langsung memberikan solusi.
- Libatkan Diri dalam Aktivitas Bersama: Ajak keluarga untuk melakukan kegiatan yang melibatkan interaksi langsung, seperti memasak bersama, berkebun, berolahraga, atau mengunjungi kerabat.
- Jadilah Teladan: Anak-anak adalah peniru terbaik. Jika Anda ingin anak-anak Anda jauh dari ponsel saat bersama keluarga, mulailah dari diri Anda sendiri. Tunjukkan bahwa Anda menghargai kehadiran mereka.
- Komunikasi Terbuka: Diskusikan secara terbuka dengan keluarga tentang dampak phubbing. Jelaskan bagaimana perasaan Anda ketika diabaikan karena ponsel, dan dengarkan juga perasaan mereka.
- Manfaatkan Teknologi Secara Bijak: Ponsel memang punya manfaat, tapi kita yang harus mengendalikan, bukan dikendalikan. Gunakan ponsel untuk hal-hal yang benar-benar penting, dan letakkan ketika sedang bersama keluarga. Ingat, ada waktu dan tempatnya.
Baca juga ini : Kiat Efektif Menciptakan Quality Time Berkualitas Bersama Keluarga Muslim di Tengah Gempuran Gadget
Penutup
Mengatasi phubbing memang butuh komitmen dan kesadaran dari setiap anggota keluarga. Namun, dengan semangat kebersamaan dan berpegang pada ajaran Islam yang mulia, kita bisa menciptakan lingkungan keluarga yang lebih hangat, penuh kasih sayang, dan berkualitas. Ingatlah, waktu bersama keluarga adalah investasi terbaik untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mari kita jauhkan ponsel sejenak, dan dekatkan hati kita kepada orang-orang tercinta.
