Share

Shalat Istikharah: Penuntun Hati Saat di Persimpangan Jalan

by Darul Asyraf · 22 September 2025

Dalam perjalanan hidup, seringkali kita dihadapkan pada persimpangan jalan, di mana pilihan-pilihan penting harus diambil. Entah itu urusan pekerjaan, pendidikan, jodoh, atau bahkan masalah-masalah kecil sehari-hari yang membutuhkan keputusan tepat. Di tengah kebimbangan dan ketidakpastian, seorang Muslim memiliki penuntun hati yang luar biasa: Shalat Istikharah. Ibadah sunah ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah bentuk permohonan tulus kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk terbaik. Dengan istikharah, kita menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Dzat Yang Maha Mengetahui, memohon agar dibimbing menuju pilihan yang mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.

Apa Itu Shalat Istikharah?

Secara bahasa, ‘Istikharah’ berarti memohon pilihan terbaik. Dalam konteks syariat, Shalat Istikharah adalah shalat sunah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon petunjuk dari Allah SWT ketika seseorang dihadapkan pada dua pilihan atau lebih, dan ia merasa ragu atau tidak tahu mana yang terbaik baginya. Ini adalah bentuk tawakal seorang hamba kepada Rabb-nya, mengakui keterbatasan pengetahuaya dan berserah diri pada kehendak Ilahi.

Shalat Istikharah sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk melakukan suatu urusan, maka hendaklah ia mengerjakan shalat dua rakaat selain shalat wajib, kemudian berdoa…” (HR. Bukhari)

Hadis ini jelas menunjukkan bahwa Shalat Istikharah adalah solusi profetik bagi kegamangan dalam mengambil keputusan. Ini bukan hanya tentang meminta petunjuk, tapi juga tentang memperkuat iman dan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas izin Allah.

Baca juga ini : Pentingnya Menjaga Kehalalan Makanan

Kapan Sebaiknya Melakukan Shalat Istikharah?

Tidak ada batasan waktu khusus yang melarang atau mewajibkan kapan Shalat Istikharah harus dilakukan, kecuali waktu-waktu yang memang diharamkan untuk shalat sunah (seperti setelah Subuh hingga matahari terbit atau setelah Ashar hingga matahari terbenam). Namun, waktu-waktu terbaik untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah adalah di sepertiga malam terakhir, saat shalat tahajud, atau kapan pun Anda merasa tenang dan khusyuk.

Shalat Istikharah sebaiknya dilakukan ketika Anda benar-benar merasa bimbang dan telah berusaha mencari informasi atau pertimbangan dari orang laiamun masih belum menemukan kemantapan. Beberapa situasi yang umum membutuhkan istikharah antara lain:

  • Memilih jodoh atau pasangan hidup.
  • Memilih pekerjaan atau jalur karir.
  • Memilih jurusan pendidikan atau tempat kuliah.
  • Mengambil keputusan besar dalam bisnis atau investasi.
  • Memutuskan pindah tempat tinggal atau bepergian jauh.

Penting untuk diingat, istikharah bukan dilakukan untuk hal-hal yang sudah jelas hukumnya dalam syariat, seperti memilih antara taat atau maksiat. Istikharah adalah untuk memilih di antara pilihan-pilihan yang sama-sama mubah (diperbolehkan) atau baik, namun kita tidak tahu mana yang membawa maslahat lebih besar.

Tata Cara Shalat Istikharah yang Benar

Melaksanakan Shalat Istikharah tidak jauh berbeda dengan shalat sunah dua rakaat laiya. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Niat

Niatkan dalam hati bahwa Anda akan melaksanakan Shalat Istikharah dua rakaat karena Allah SWT. Lafaz niat tidak perlu diucapkan secara lisan, cukup dalam hati.

2. Pelaksanaan Dua Rakaat

Shalat Istikharah dilakukan sebanyak dua rakaat. Disunahkan pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas. Namun, jika Anda membaca surat lain pun sah.

3. Doa Istikharah

Setelah selesai shalat dua rakaat dan salam, dilanjutkan dengan membaca doa istikharah. Doa ini adalah inti dari Shalat Istikharah. Berikut adalah lafaz doanya:

Doa Istikharah (Arab):

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي (أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ) فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ. وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي (أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ) فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ.

Transliterasi:

Allahumma ii astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika al-‘azhim. Fa iaka taqdiru wa la aqdiru, wa ta’lamu wa la a’lamu, wa anta ‘allamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu aa hadzal amra (sebutkan perkara yang dimaksud) khairun li fi dini wa ma’asyi wa ‘aqibati amri (atau: fi ‘ajili amri wa ajilihi) faqdurhu li wa yassirhu li tsumma barik li fih. Wa in kunta ta’lamu aa hadzal amra syarrun li fi dini wa ma’asyi wa ‘aqibati amri (atau: fi ‘ajili amri wa ajilihi) fashrifhu ‘ai washrifni ‘anhu waqdur li al-khaira haitsu kana tsumma ardhini bih.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuasaan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak kuasa, Engkau Maha Tahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkaulah yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebutkaama urusaya) baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku (atau: baik bagiku di masa sekarang dan masa yang akan datang), maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia bagiku, kemudian berkahilah aku di dalamnya. Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebutkaama urusaya) buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku (atau: buruk bagiku di masa sekarang dan masa yang akan datang), maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya, serta takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu.”

Saat membaca “hadzal amra”, sebutkan secara spesifik urusan atau pilihan yang sedang Anda pertimbangkan. Doa ini adalah kunci untuk menyerahkan segala kebimbangan kepada Allah.

Baca juga ini : Memaknai Kehidupan dengan Akhlak Mulia

Memahami Jawaban Istikharah

Seringkali orang berharap setelah Shalat Istikharah akan ada mimpi yang jelas atau bisikan gaib. Namun, jawaban dari istikharah tidak selalu datang dalam bentuk demikian. Petunjuk dari Allah SWT bisa datang dalam berbagai cara, antara lain:

  • Kemantapan Hati: Setelah istikharah, Anda mungkin merasakan kecenderungan hati yang kuat terhadap salah satu pilihan, atau justru merasa tidak nyaman dengan pilihan laiya. Inilah jawaban yang paling umum.
  • Kemudahan Jalan: Allah akan memudahkan jalan bagi pilihan yang terbaik. Segala urusan akan terasa lancar, dimudahkan, dan mendapatkan pertolongan tak terduga.
  • Dijauhkan dari Kesulitan: Sebaliknya, jika pilihan tersebut tidak baik, Allah akan menjauhkan Anda darinya atau menghadirkan kesulitan-kesulitan yang membuat Anda berpaling.
  • Nasihat dari Orang Lain: Terkadang, petunjuk datang melalui nasihat tulus dari orang-orang yang Anda percaya dan memiliki ilmu.

Yang terpenting setelah istikharah adalah bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah dan tetap berusaha melakukan yang terbaik. Jangan terpaku pada hasil yang harus sesuai keinginan, karena Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Keutamaan dan Manfaat Shalat Istikharah

Shalat Istikharah memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi seorang Muslim:

  • Mendapat Petunjuk Terbaik: Ini adalah tujuan utama istikharah. Allah akan membimbing hamba-Nya menuju keputusan yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat.
  • Ketenangan Hati: Dengan berserah diri kepada Allah, hati akan menjadi lebih tenang dan terhindar dari kegelisahan akibat kebimbangan.
  • Menjauhkan dari Penyesalan: Karena keputusan telah diserahkan kepada Allah, maka apapun hasilnya, seorang Muslim akan lebih mudah menerima dan ridha, sehingga terhindar dari penyesalan.
  • Memperkuat Tawakal: Istikharah mengajarkan pentingnya tawakal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan usaha.
  • Pahala Ibadah: Selain mendapatkan petunjuk, melaksanakan Shalat Istikharah juga merupakan ibadah yang mendatangkan pahala dari Allah SWT.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“…Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali ‘Imran: 159)

Ayat ini menegaskan bahwa setelah berikhtiar dan membulatkan tekad (termasuk melalui istikharah), langkah selanjutnya adalah bertawakal sepenuhnya kepada Allah.

Shalat Istikharah adalah anugerah besar bagi umat Islam. Ia adalah jembatan penghubung antara kebimbangan hamba dengan kebijaksanaan Ilahi. Melalui ibadah ini, kita diajarkan untuk tidak pernah merasa sendirian dalam menghadapi pilihan-pilihan hidup. Dengan tata cara yang benar dan hati yang ikhlas, Shalat Istikharah akan menjadi penuntun setia, membawa kita menuju keputusan terbaik yang diridhai oleh Allah SWT. Maka, jangan ragu untuk selalu memohon petunjuk-Nya, karena Dialah sebaik-baik penolong dan penentu segala urusan.

You may also like